TREATMENT ADHD

Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi (behavioral therapy) dan manajemen medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas treatment yang rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih baik. Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di sekolah, meningkatnya kualitas hubungan antara orangtua-anak, meningkatkan kemampuan sosial merupakan keuntungan pemberian treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.

Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi, oleh karenanya perlunya pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan, apalgi bila anak tersebut disertai dengan gangguan kecemasan dan depresi. Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis

a) Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan juga meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.

Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak akan membuat anak seperti “fly”. Selama pemberian obat dalam dosis rendah dan terkontrol jenis simultan ini dianggap tidak menimbulkan adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian obat-obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.

Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan performance, dokter akan meningkatkan dosis, jika tidak juga memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan obat jenis lainnya.

b) Psikoterapi

Behavior therapy
Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi, misalnya memberikan penghargaan terhadap perilaku yang positif yang ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di kursinya sampai ia menjadi tenang. Tujuan dalam terapi ini juga mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.

Social skills training
Dalam pelatihan ini anak belajar cara-cara menghargai dan menempatkan dirinya bersama dengan kelompok bermainnya. Pelatihan ini juga anak diajarkan kecakapan bahasa nonverbal melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara sehingga anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi sosial. Disamping itu anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls misalnya dilatih untuk menunggu giliran bermain, berbagi mainan dengan temannya, Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol perilaku amarah yang tidak terkendali.

Family support groups
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan ADHD untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini juga saling menyediakan informasi bagi sesama anggotanya, mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan dalam menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka


sumber : klik

Obat Yang Digunakan Untuk Gangguan ADHD pada Anak-anak

Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak

Nama Obat

Nama Generik

Peruntuk

Adderall
Adderall XR

amphetamine

3 > Tahun

Concerta

methylphenidate

6 > tahun

Cylert

pemoline

6 > tahun

Daytrana

methylphenidate

6 > tahun

Dexedrine
Dextrostat

dextroamphetamine

3 > Tahun

Focalin

dexmethylphenidate

6 > tahun

Metadate ER
Metadate CD

methylphenidate

6 > tahun

Ritalin

methylphenidate

6 > tahun

Strattera

atomextine

6 > tahun

Vyvanse

lisdexamfetamine

6 > tahun

Cylert mempunyai pengaruh buruk terhadap fungsi ginjal, oleh karenanya obat ini tidak diberikan pada awal-awal terapi

Lebih dari 30% anak dengan ADHD mengulang 1 tahun di sekolah

(Referensi: Barkley RA.Taking Charge of ADHD.New York: Guilford Press, 2000)
Anak dengan ADHD memiliki kesulitan tinggi dalam menyesuaikan pelajaran di sekolah. Lebih dari 30% anak dengan ADHD mengulang 1 tahun di sekolah.
Nilai akademis dan pencapaian skor mereka di sekolah seringkali di bawah rata-rata kelas.
Antara 40% - 50% anak dengan ADHD mengikuti program pendidikan khusus atau spesial seperti kursus privat dan kelas latihan di luar sekolah.
Banyak di antara anak-anak tersebut yang memiliki problem dengan tingkah laku sehingga sulit sekali mengikuti pelajaran di sekolah.
Mungkin beberapa kali atau bahkan sering kita menemui anak dengan kesulitan seperti di atas, Bapak / Ibu bisa saling berbagi kisah atau kalau ada pertanyaan, Bapak / Ibu bisa coba bertanya kepada kami atau rekan-rekan sesama pengunjung website, semoga dengan saling berbagi Bapak / Ibu bisa mendapatkan jawaban / solusi yang bermanfaat.


sumber : klik

ADHD masa remaja dan ketergantungan NARKOBA

Sebuah penelitian menunjukkan data sekitar 75% remaja dengan ADHD yang tidak diberi pengobatan menjadi penyalahguna narkoba. Sedangkan penderita ADHD remaja yang diberikan pengobatan hanya 25%-nya yang menyalahgunakan narkoba.

Besarnya kecenderungan anak atau remaja dengan ADHD yang menjadi penyalahguna narkoba adalah salah satu sifat dari penderita ADHD adalah rasa ingin tahunya yang besar tetapi impulsif (tidak berpikir panjang tentang konsekuensi terhadap sesuatu hal) sehingga lebih besar kemungkinan bagi mereka mencoba-coba narkoba sampai \\\'kebablasan\\\' menjadi ketergantungan.

Dilain pihak, sebelum menggunakan narkoba-pun, anak ADHD sudah banyak mengalami masalah emosional dan perilaku sehingga ketika tidak diberi bimbingan yang tepat maka pelarian dari rasa frustasinya bisa salah jalan menggunakan narkoba.


sumber : klik

Hujan dan Autisme Ada Kaitannya?

PENINGKATAN curah hujan diduga memiliki kaitan dengan perkembangan kasus autisme, demikian hasil penelitian yang dimuat Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine.

Teori autisme curah hujan yang diungkap ilmuwan dari Cornell University New York ini dilandasi kajian data kesehatan anak serta cuaca di tiga negara bagian Amerika Serikat.


Dalam penelitiannya, para ahli memperhitungkan rata-rata curah hujan tahunan di California, Oregon dan negara bagian Washington antara 1987 dan 1999, dan kemudian meneliti angka kejadian atau prevalensi kasus austisme dalam pertumbuhan anak selama masa itu.


Hasil kajian menunjukkan, angka austisme lebih tinggi di kalangan anak yang tinggal di negara bagian yang menerima curah hujan lebih tinggi selama tiga tahun pertama mereka. Rata-rata kenaikan kasus autisme tampak meningkat dari satu kasus di antara 2.500 anak menjadi satu di antara 150 anak.


Peneliti berpendapat peningkatan tersebut juga tidak terlepas dari semakin membaiknya kemampuan para dokter mengenali penyakit tersebut.


"Hasil riset kami mengindikasikan adanya pemicu yang berkaitan dengan curah hujan, " ungkap," Michael Waldman, PhD, pimpinan riset dari Institute for the Advancement of Economics, Cornell University, New York

"Saya percaya bahwa ini bukan sekedar curah hujan. Menurut saya, jika ini benar-benar sebuah faktor pemicu, saya kira ini ada kaitannya dengan aktivitas dalam ruangan," ujarnya.


Dengan lebih banyak aktivitas di dalam ruangan, kata peneliti, anak-anak akan mudah terpapar zat kimia dari produk-produk pembersih, terjebak dalam kebiasaan menonton TV dan risiko kekurangan vitamin D akibat terlalu minimnya sinar matahari.


"Karena tidak adanya bukti klinis dari pencetus lingkungan dari autism yang berkaitan dengan curah hujan, hasil penelitian ini tentu masih sementara.. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat apakah kaitan tersebut memang nyata.," kata penelitia dalam kesimpulannya.


Sumber : BBC

ADHD, Kenali Gejalanya sejak Dini

ANAK Anda sulit fokus saat belajar? Bisa jadi buah hati Anda terkena ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Sebab itu, kenali gejalanya sejak dini.

ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian
(inattentiveness), aktivitas berlebihan (overactivity) dan perilaku impulsif (impulsivity) yang tidak sesuai dengan umumnya.

Dr dr Dwidjo Saputro SpKJ (K) mengatakan, ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Atau anak selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor.


Sedangkan pada gejala implusivitas, misalnya sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan.

"Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADH," kata ahli kejiwaan yang juga pendiri dari Smart Kids Clinic-klinik Perkembangan Anak dan Kesulitan Belajar ini. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah.

Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. "Orang tua harus hati-hati dalam menentukan apakah anak ADHD atau tidak," ucap dokter yang kemudian mengambil spesialisasi di FKUI itu.

Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orang tua, guru, dan anak sendiri.

Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila penderita sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas di kamar praktik sering gagal untuk menentukan ADHD.

Sementara dokter yang juga merupakan pakar autis, Dr Hardiono Pusponegoro SpA (K) menuturkan bahwa sebenarnya jumlah penderita penyakit ini tidak meningkat. "Penyakit yang sering disertai dengan gangguan psikiatri lain ini bukan meningkat, tetapi semakin banyak orang yang tahu tentang penyakit ini," ucap dokter dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.

Bila dikelola dengan baik, ADHD bisa dicegah. Namun, bila tidak ditangani secara dini, kasus ADHD dapat menjadi pemicu pengguna awal minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda.



sumber : klik

Teknik Modifikasi Perilaku ADHD

Apa Modifikasi Perilaku ADHD?

Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan dengan hak-hak istimewa atau imbalan sementara mengecilkan perilaku buruk dengan pemindahan hak-hak istimewa atau menambah hukuman yang sesuai. Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan dengan hak-hak istimewa atau mengecilkan imbalan sementara perilaku buruk dengan pemindahan hak-hak istimewa atau menambah Hukuman yang sesuai.

Kebanyakan sistem modifikasi perilaku atau ADHD Charts Insentif menggunakan penilaian komputerisasi program di mana orangtua input perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak diinginkan. Kebanyakan sistem atau modifikasi perilaku ADHD Insentif Charts Menggunakan program Komputerisasi penilaian Orangtua di mana masukan perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak diinginkan. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam kebijakannya ditinjau dengan anak. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam dengan kebijakannya ditinjau anak.

Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk melakukan tugas-tugas, menyelesaikan PR tepat waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk Melakukan tugas-tugas, menyelesaikan PR tepat waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang tidak diinginkan mungkin termasuk tidak menyelesaikan tugas mereka, tidak melakukan pekerjaan rumah, perilaku keras dan mengganggu. Perilaku yang tidak diinginkan mungkin tidak termasuk menyelesaikan tugas mereka, tidak Melakukan pekerjaan rumah, perilaku keras dan mengganggu.

Orangtua juga akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Orangtua juga akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Ini mungkin konsol video waktu, uang saku bonus, TV waktu atau imbalan lain orangtua dianggap layak. Ini mungkin konsol video waktu, uang saku bonus, TV atau imbalan lain waktu Orangtua Dianggap layak.

Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor yang akan menentukan ganjaran atau hukuman apa yang akan mereka terima. Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor yang akan menentukan ganjaran atau Hukuman apa yang akan mereka terima. Keuntungan sistem seperti Total Transformation System untuk mendisiplinkan anak dengan ADHD adalah mereka ajarkan batas, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga diri anak dan akuntabilitas. Keuntungan sistem seperti Total Transformasi Sistem mendisiplinkan anak dengan ADHD adalah batas ajarkan mereka, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga diri anak dan Akuntabilitas.

Beberapa modifikasi perilaku ADHD sistem menggunakan kartu flash, video tape melatih orang tua dengan menggunakan sistem. Beberapa modifikasi perilaku ADHD sistem kartu Menggunakan flash, video tape Melatih orang tua DENGAN MENGGUNAKAN sistem. Selain itu, ada peningkatan PR teknik yang tersedia pada kebanyakan sistem. Selain itu, ada PR Peningkatan teknik yang Tersedia pada kebanyakan sistem.

ADHD Drug Side Effects

Adderall Side Effects

The most common side effects are restlessness or tremor; anxiety or nervousness; headache or dizziness; insomnia; dryness of the mouth or an unpleasant taste in the mouth; diarrhea or constipation; or mpotence or changes in sex drive. Yang paling umum adalah efek samping kegelisahan atau getaran; kecemasan atau kegugupan, sakit kepala atau pusing, insomnia, mulut kering atau rasa tidak enak di mulut, diare atau sembelit, atau mpotence atau perubahan dalam dorongan seksual.

Concerta Side Effects Concerta Side Effects

In the clinical studies with patients using CONCERTA®, the most common side effects were headache, stomach pain, sleeplessness, and decreased appetite. Dalam studi klinis dengan pasien menggunakan CONCERTA ®, yang paling umum adalah efek samping sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, dan penurunan nafsu makan. Other side effects seen with methylphenidate, the active ingredient in CONCERTA®, include nausea, vomiting, dizziness, nervousness, tics, allergic reactions, increased blood pressure and psychosis (abnormal thinking or hallucinations). Efek samping lain dilihat dengan methylphenidate, bahan aktif dalam CONCERTA ®, termasuk mual, muntah, pusing, gugup, dasi, reaksi alergi, meningkatnya tekanan darah dan psikosis (abnormal berpikir atau halusinasi).

Ritalin Side Effects Ritalin Side Effects

Nervousness and insomnia are the most common adverse reactions but are usually controlled by reducing dosage and omitting the drug in the afternoon or evening. Kegugupan dan insomnia yang paling umum reaksi merugikan tapi biasanya dikontrol dengan mengurangi dosis dan menghilangkan obat di sore atau malam hari.

Other reactions include hypersensitivity (including skin rash, urticaria , fever, arthralgia , exfoliative dermatitis, erythema multiforme with histopathological findings of necrotizing vasculitis, and thrombocytopenic purpura); anorexia; nausea; dizziness; palpitations; headache; dyskinesia; drowsiness; blood pressure and pulse changes, both up and down; tachycardia; angina; cardiac arrhythmia; abdominal pain; weight loss during prolonged therapy. Reaksi lain termasuk hipersensitivitas (termasuk ruam kulit, urticaria, demam, arthralgia, exfoliative dermatitis, eritema multiforme dengan hasil histopathological fasiitis vaskulitis, dan thrombocytopenic purpura); anoreksia, mual, pusing, palpitasi, sakit kepala; dyskinesia; mengantuk, tekanan darah dan denyut nadi perubahan, baik atas dan bawah; takikardia; angina, aritmia jantung, sakit perut; berat badan selama terapi yang berkepanjangan.

Allergic reactions: skin rash, hives, drug fever joint pains possible. Reaksi alergi: ruam kulit, gatal-gatal, demam obat nyeri sendi mungkin. Headache, dizziness rapid and forceful heart palpitation-infrequent. Sakit kepala, pusing jantung cepat dan kuat palpitation-jarang terjadi.

Strattera Side Effects Strattera Side Effects

Upset stomach, decreased appetite, nausea or vomiting, dizziness, tiredness, decrease in appetite, some weight loss, and mood swings were the most common side effects. Sakit perut, penurunan nafsu makan, mual atau muntah, pusing, kelelahan, penurunan nafsu makan, beberapa penurunan berat badan, dan suasana hati adalah efek samping yang paling umum.

In rare cases, Strattera can cause allergic reactions, such as swelling or hives, which can be serious. Dalam kasus yang jarang terjadi, Strattera dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti pembengkakan atau gatal-gatal, yang dapat serius. Your child should stop taking Strattera. Anak Anda harus berhenti minum Strattera. Call your doctor or healthcare professional if your child develops any of these symptoms. Panggil dokter atau profesional kesehatan jika anak anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Gejala ADHD

Beberapa gejala ADHD digambarkan sebagai kekurangan perhatian, kesulitan dalam menjalankan tugas, hiperaktif dan impulsif. Menurut DSM IV (DSM4) Kriteria untuk ADHD.

A. Either (1) or (2) A. Entah (1) atau (2)

(1). (1). 6 (or more) of the following symptoms of inattention have persisted for at least 6 months to a degree that is maladaptive and inconsistent with developmental level: 6 (atau lebih) gejala berikut kekurangan perhatian telah berlangsung selama minimal 6 bulan sampai satu tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangannya:

Inattention Kekurangan perhatian

(a) often fails to give close attention to details or makes careless mistakes in schoolwork, work, or other activities (a) sering gagal untuk memberi perhatian pada detail atau ceroboh membuat kesalahan di sekolah, bekerja, atau kegiatan lain
(b) often has difficulty sustaining attention in tasks or play activities (b) sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain
(c) often does not seem to listen when spoken to directly (c) sering tampaknya tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung
(d) often does not follow through on instructions and fails to finish (d) sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal untuk menyelesaikan
schoolwork, chores, or duties in the workplace (not due to oppositional behaviour or failure to understand instructions) sekolah, tugas, atau tugas-tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku oposisi atau kegagalan untuk memahami instruksi)
(e) often has difficulty organising tasks and activities (e) sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan
(f) often avoids, dislikes, or is reluctant to engage in tasks that require sustained mental effort (such as schoolwork or homework). (f) sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental terus-menerus (seperti sekolah atau pekerjaan rumah).
(g) often loses things necessary for tasks or activities (eg toys, school assignments, pencils, books, or tools) (g) sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (misalnya mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat)
(h) is often easily distracted by extraneous stimuli (h) seringkali mudah terganggu oleh rangsangan ekstra
(i) is often forgetful in daily activities (i) sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari

(2) 6 (or more) of the following symptoms of hyperactivity-impulsivity have persisted for at least 6 months to a degree that is maladaptive and inconsistent with developmental level (2) 6 (atau lebih) gejala berikut hiperaktif-impulsif telah berlangsung selama minimal 6 bulan sampai satu tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

Hyperactivity Symptoms Gejala hiperaktivitas

(a) often fidgets with hands or feet or squirms in seat (a) sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat di kursi
(b) often leaves seat in classroom or in other situations in which remaining seated is expected (b) sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain di mana duduk tersisa diharapkan
(c) often runs about or climbs excessively in situations in which it is inappropriate (in adolescents or adults, may be limited to subjective feelings of restlessness) (c) sering berjalan sekitar atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak sepantasnya (pada remaja atau orang dewasa, mungkin terbatas pada perasaan subjektif kegelisahan)
(d) often has difficulty playing or engaging in leisure activities quietly (d) sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan di waktu luang diam-diam
(e) is often "on the go" or often acts as if "driven by a motor" (e) sering "di perjalanan" atau sering bertindak seolah-olah "digerakkan oleh motor"
(f) often talks excessively (f) sering berbicara berlebihan

Impulsivity Symptoms Gejala impulsif

(g) often blurts out answers before questions have been completed (g) sering blurts jawaban-jawaban pertanyaan sebelumnya telah selesai
(h) often has difficulty awaiting turn (h) sering mengalami kesulitan menunggu giliran
(i) often interrupts or intrudes on others (eg butts into conversations or games) (i) sering menyela atau intrudes pada orang lain (misalnya puntung ke dalam percakapan atau permainan)

B. Some hyperactive-impulsive or inattentive symptoms that caused impairment were present before age 7 years. B. Beberapa hiperaktif-impulsif atau lalai gejala yang menyebabkan gangguan hadir sebelum usia 7 tahun.

C. Some impairment from the symptoms is present in two or more settings (eg at school [or work] and at home). C. Beberapa kerusakan dari gejala hadir dalam dua atau lebih pengaturan (misalnya di sekolah [atau bekerja] dan di rumah).

D. There must be clear evidence of clinically significant impairment in social, academic, or occupational functioning. D. harus jelas ada bukti klinis gangguan signifikan dalam kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan berfungsi.

E. The symptoms do not occur exclusively during the course of a Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, or other Psychotic Disorder and are not better accounted for by another mental disorder (eg Mood Disorder, Anxiety Disorder, Dissociative Disorder, or a Personality Disorder) E. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama sebuah merasuk Developmental Disorder, Schizophrenia, atau Psychotic Disorder lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain (misalnya Mood Disorder, Anxiety Disorder, gangguan disosiatif, atau sebuah Personality Disorder)

sumber : www.adhdnews.com/adhd-symptoms.htm

About this blog

Curhatan, Berita, Fenomena, Olahraga, dan lainnya Insya Allah akan ada di sini...
thanks for your visit at this blog dan follow saya juga di sini :)

About Me

My photo
just simple and keep simply

Followers