TREATMENT ADHD

Studi yang begitu lama membuktikan bahwa kombinasi antara obat-obatan dan psikoterapi (behavioral therapy) dan manajemen medikasi yang tepat, terapi yang intensif dan komunitas treatment yang rutin telah menolong anak-anak dengan gangguan ADHD menjadi lebih baik. Menurunnya intensitas kecemasan, membaiknya penampilan di sekolah, meningkatnya kualitas hubungan antara orangtua-anak, meningkatkan kemampuan sosial merupakan keuntungan pemberian treatment secara dini, tentunya dengan medikasi yang rendah dosis.

Kadang beberapa anak menunjukkan efek buruk dari medikasi, oleh karenanya perlunya pengawasan ketat dalam pemberian obat-obatan, apalgi bila anak tersebut disertai dengan gangguan kecemasan dan depresi. Haruslah berhati-hati dalam memberi obat-obatan medis

a) Medikasi
Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan dan belajar. Selain itu obat jenis simultan juga meningkatkan koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan atau berolahraga.

Jenis simultan dianggap paling baik, dalam dosis yang rendah tidak akan membuat anak seperti “fly”. Selama pemberian obat dalam dosis rendah dan terkontrol jenis simultan ini dianggap tidak menimbulkan adiktif. Dalam treatmen juga diusahakan manajemen pemberian obat-obatan, misalnya seminggu sekali atau pada waktu siang hari.

Jika dalam seminggu tidak memberi pengaruh meningkatkan performance, dokter akan meningkatkan dosis, jika tidak juga memberi pengaruh maka dokter akan mengganti dengan obat jenis lainnya.

b) Psikoterapi

Behavior therapy
Terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi, misalnya memberikan penghargaan terhadap perilaku yang positif yang ditujukkan oleh anak. Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di kursinya sampai ia menjadi tenang. Tujuan dalam terapi ini juga mengajarkan anak untuk mengenal muatan-muatan emosinya. Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus merasa tertekan.

Social skills training
Dalam pelatihan ini anak belajar cara-cara menghargai dan menempatkan dirinya bersama dengan kelompok bermainnya. Pelatihan ini juga anak diajarkan kecakapan bahasa nonverbal melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara sehingga anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi sosial. Disamping itu anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls misalnya dilatih untuk menunggu giliran bermain, berbagi mainan dengan temannya, Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol perilaku amarah yang tidak terkendali.

Family support groups
Merupakan kelompok orangtua yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan ADHD untuk berbagi pengalaman. Kelompok ini juga saling menyediakan informasi bagi sesama anggotanya, mengundang pembicara profesional untuk berbagi pengetahuan dalam menghadapi dan membesarkan anak-anak mereka


sumber : klik

Obat Yang Digunakan Untuk Gangguan ADHD pada Anak-anak

Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak

Nama Obat

Nama Generik

Peruntuk

Adderall
Adderall XR

amphetamine

3 > Tahun

Concerta

methylphenidate

6 > tahun

Cylert

pemoline

6 > tahun

Daytrana

methylphenidate

6 > tahun

Dexedrine
Dextrostat

dextroamphetamine

3 > Tahun

Focalin

dexmethylphenidate

6 > tahun

Metadate ER
Metadate CD

methylphenidate

6 > tahun

Ritalin

methylphenidate

6 > tahun

Strattera

atomextine

6 > tahun

Vyvanse

lisdexamfetamine

6 > tahun

Cylert mempunyai pengaruh buruk terhadap fungsi ginjal, oleh karenanya obat ini tidak diberikan pada awal-awal terapi

Lebih dari 30% anak dengan ADHD mengulang 1 tahun di sekolah

(Referensi: Barkley RA.Taking Charge of ADHD.New York: Guilford Press, 2000)
Anak dengan ADHD memiliki kesulitan tinggi dalam menyesuaikan pelajaran di sekolah. Lebih dari 30% anak dengan ADHD mengulang 1 tahun di sekolah.
Nilai akademis dan pencapaian skor mereka di sekolah seringkali di bawah rata-rata kelas.
Antara 40% - 50% anak dengan ADHD mengikuti program pendidikan khusus atau spesial seperti kursus privat dan kelas latihan di luar sekolah.
Banyak di antara anak-anak tersebut yang memiliki problem dengan tingkah laku sehingga sulit sekali mengikuti pelajaran di sekolah.
Mungkin beberapa kali atau bahkan sering kita menemui anak dengan kesulitan seperti di atas, Bapak / Ibu bisa saling berbagi kisah atau kalau ada pertanyaan, Bapak / Ibu bisa coba bertanya kepada kami atau rekan-rekan sesama pengunjung website, semoga dengan saling berbagi Bapak / Ibu bisa mendapatkan jawaban / solusi yang bermanfaat.


sumber : klik

ADHD masa remaja dan ketergantungan NARKOBA

Sebuah penelitian menunjukkan data sekitar 75% remaja dengan ADHD yang tidak diberi pengobatan menjadi penyalahguna narkoba. Sedangkan penderita ADHD remaja yang diberikan pengobatan hanya 25%-nya yang menyalahgunakan narkoba.

Besarnya kecenderungan anak atau remaja dengan ADHD yang menjadi penyalahguna narkoba adalah salah satu sifat dari penderita ADHD adalah rasa ingin tahunya yang besar tetapi impulsif (tidak berpikir panjang tentang konsekuensi terhadap sesuatu hal) sehingga lebih besar kemungkinan bagi mereka mencoba-coba narkoba sampai \\\'kebablasan\\\' menjadi ketergantungan.

Dilain pihak, sebelum menggunakan narkoba-pun, anak ADHD sudah banyak mengalami masalah emosional dan perilaku sehingga ketika tidak diberi bimbingan yang tepat maka pelarian dari rasa frustasinya bisa salah jalan menggunakan narkoba.


sumber : klik

Hujan dan Autisme Ada Kaitannya?

PENINGKATAN curah hujan diduga memiliki kaitan dengan perkembangan kasus autisme, demikian hasil penelitian yang dimuat Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine.

Teori autisme curah hujan yang diungkap ilmuwan dari Cornell University New York ini dilandasi kajian data kesehatan anak serta cuaca di tiga negara bagian Amerika Serikat.


Dalam penelitiannya, para ahli memperhitungkan rata-rata curah hujan tahunan di California, Oregon dan negara bagian Washington antara 1987 dan 1999, dan kemudian meneliti angka kejadian atau prevalensi kasus austisme dalam pertumbuhan anak selama masa itu.


Hasil kajian menunjukkan, angka austisme lebih tinggi di kalangan anak yang tinggal di negara bagian yang menerima curah hujan lebih tinggi selama tiga tahun pertama mereka. Rata-rata kenaikan kasus autisme tampak meningkat dari satu kasus di antara 2.500 anak menjadi satu di antara 150 anak.


Peneliti berpendapat peningkatan tersebut juga tidak terlepas dari semakin membaiknya kemampuan para dokter mengenali penyakit tersebut.


"Hasil riset kami mengindikasikan adanya pemicu yang berkaitan dengan curah hujan, " ungkap," Michael Waldman, PhD, pimpinan riset dari Institute for the Advancement of Economics, Cornell University, New York

"Saya percaya bahwa ini bukan sekedar curah hujan. Menurut saya, jika ini benar-benar sebuah faktor pemicu, saya kira ini ada kaitannya dengan aktivitas dalam ruangan," ujarnya.


Dengan lebih banyak aktivitas di dalam ruangan, kata peneliti, anak-anak akan mudah terpapar zat kimia dari produk-produk pembersih, terjebak dalam kebiasaan menonton TV dan risiko kekurangan vitamin D akibat terlalu minimnya sinar matahari.


"Karena tidak adanya bukti klinis dari pencetus lingkungan dari autism yang berkaitan dengan curah hujan, hasil penelitian ini tentu masih sementara.. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat apakah kaitan tersebut memang nyata.," kata penelitia dalam kesimpulannya.


Sumber : BBC

ADHD, Kenali Gejalanya sejak Dini

ANAK Anda sulit fokus saat belajar? Bisa jadi buah hati Anda terkena ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Sebab itu, kenali gejalanya sejak dini.

ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian
(inattentiveness), aktivitas berlebihan (overactivity) dan perilaku impulsif (impulsivity) yang tidak sesuai dengan umumnya.

Dr dr Dwidjo Saputro SpKJ (K) mengatakan, ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Atau anak selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor.


Sedangkan pada gejala implusivitas, misalnya sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan.

"Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADH," kata ahli kejiwaan yang juga pendiri dari Smart Kids Clinic-klinik Perkembangan Anak dan Kesulitan Belajar ini. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah.

Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. "Orang tua harus hati-hati dalam menentukan apakah anak ADHD atau tidak," ucap dokter yang kemudian mengambil spesialisasi di FKUI itu.

Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orang tua, guru, dan anak sendiri.

Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila penderita sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas di kamar praktik sering gagal untuk menentukan ADHD.

Sementara dokter yang juga merupakan pakar autis, Dr Hardiono Pusponegoro SpA (K) menuturkan bahwa sebenarnya jumlah penderita penyakit ini tidak meningkat. "Penyakit yang sering disertai dengan gangguan psikiatri lain ini bukan meningkat, tetapi semakin banyak orang yang tahu tentang penyakit ini," ucap dokter dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.

Bila dikelola dengan baik, ADHD bisa dicegah. Namun, bila tidak ditangani secara dini, kasus ADHD dapat menjadi pemicu pengguna awal minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda.



sumber : klik

Teknik Modifikasi Perilaku ADHD

Apa Modifikasi Perilaku ADHD?

Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan dengan hak-hak istimewa atau imbalan sementara mengecilkan perilaku buruk dengan pemindahan hak-hak istimewa atau menambah hukuman yang sesuai. Perilaku ADHD bermanfaat modifikasi perilaku yang diinginkan dengan hak-hak istimewa atau mengecilkan imbalan sementara perilaku buruk dengan pemindahan hak-hak istimewa atau menambah Hukuman yang sesuai.

Kebanyakan sistem modifikasi perilaku atau ADHD Charts Insentif menggunakan penilaian komputerisasi program di mana orangtua input perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak diinginkan. Kebanyakan sistem atau modifikasi perilaku ADHD Insentif Charts Menggunakan program Komputerisasi penilaian Orangtua di mana masukan perilaku yang diinginkan dan perilaku yang tidak diinginkan. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam kebijakannya ditinjau dengan anak. Setiap minggu atau pada perilaku orang tua yang direkam dengan kebijakannya ditinjau anak.

Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk melakukan tugas-tugas, menyelesaikan PR tepat waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang diinginkan mungkin termasuk Melakukan tugas-tugas, menyelesaikan PR tepat waktu dan berperilaku di sekolah. Perilaku yang tidak diinginkan mungkin termasuk tidak menyelesaikan tugas mereka, tidak melakukan pekerjaan rumah, perilaku keras dan mengganggu. Perilaku yang tidak diinginkan mungkin tidak termasuk menyelesaikan tugas mereka, tidak Melakukan pekerjaan rumah, perilaku keras dan mengganggu.

Orangtua juga akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Orangtua juga akan masukan apa yang penghargaan untuk perilaku yang baik. Ini mungkin konsol video waktu, uang saku bonus, TV waktu atau imbalan lain orangtua dianggap layak. Ini mungkin konsol video waktu, uang saku bonus, TV atau imbalan lain waktu Orangtua Dianggap layak.

Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor yang akan menentukan ganjaran atau hukuman apa yang akan mereka terima. Pada akhir minggu atau bulan anak akan diberi skor yang akan menentukan ganjaran atau Hukuman apa yang akan mereka terima. Keuntungan sistem seperti Total Transformation System untuk mendisiplinkan anak dengan ADHD adalah mereka ajarkan batas, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga diri anak dan akuntabilitas. Keuntungan sistem seperti Total Transformasi Sistem mendisiplinkan anak dengan ADHD adalah batas ajarkan mereka, komunikasi yang tepat dan pada akhirnya membangun harga diri anak dan Akuntabilitas.

Beberapa modifikasi perilaku ADHD sistem menggunakan kartu flash, video tape melatih orang tua dengan menggunakan sistem. Beberapa modifikasi perilaku ADHD sistem kartu Menggunakan flash, video tape Melatih orang tua DENGAN MENGGUNAKAN sistem. Selain itu, ada peningkatan PR teknik yang tersedia pada kebanyakan sistem. Selain itu, ada PR Peningkatan teknik yang Tersedia pada kebanyakan sistem.

ADHD Drug Side Effects

Adderall Side Effects

The most common side effects are restlessness or tremor; anxiety or nervousness; headache or dizziness; insomnia; dryness of the mouth or an unpleasant taste in the mouth; diarrhea or constipation; or mpotence or changes in sex drive. Yang paling umum adalah efek samping kegelisahan atau getaran; kecemasan atau kegugupan, sakit kepala atau pusing, insomnia, mulut kering atau rasa tidak enak di mulut, diare atau sembelit, atau mpotence atau perubahan dalam dorongan seksual.

Concerta Side Effects Concerta Side Effects

In the clinical studies with patients using CONCERTA®, the most common side effects were headache, stomach pain, sleeplessness, and decreased appetite. Dalam studi klinis dengan pasien menggunakan CONCERTA ®, yang paling umum adalah efek samping sakit kepala, sakit perut, sulit tidur, dan penurunan nafsu makan. Other side effects seen with methylphenidate, the active ingredient in CONCERTA®, include nausea, vomiting, dizziness, nervousness, tics, allergic reactions, increased blood pressure and psychosis (abnormal thinking or hallucinations). Efek samping lain dilihat dengan methylphenidate, bahan aktif dalam CONCERTA ®, termasuk mual, muntah, pusing, gugup, dasi, reaksi alergi, meningkatnya tekanan darah dan psikosis (abnormal berpikir atau halusinasi).

Ritalin Side Effects Ritalin Side Effects

Nervousness and insomnia are the most common adverse reactions but are usually controlled by reducing dosage and omitting the drug in the afternoon or evening. Kegugupan dan insomnia yang paling umum reaksi merugikan tapi biasanya dikontrol dengan mengurangi dosis dan menghilangkan obat di sore atau malam hari.

Other reactions include hypersensitivity (including skin rash, urticaria , fever, arthralgia , exfoliative dermatitis, erythema multiforme with histopathological findings of necrotizing vasculitis, and thrombocytopenic purpura); anorexia; nausea; dizziness; palpitations; headache; dyskinesia; drowsiness; blood pressure and pulse changes, both up and down; tachycardia; angina; cardiac arrhythmia; abdominal pain; weight loss during prolonged therapy. Reaksi lain termasuk hipersensitivitas (termasuk ruam kulit, urticaria, demam, arthralgia, exfoliative dermatitis, eritema multiforme dengan hasil histopathological fasiitis vaskulitis, dan thrombocytopenic purpura); anoreksia, mual, pusing, palpitasi, sakit kepala; dyskinesia; mengantuk, tekanan darah dan denyut nadi perubahan, baik atas dan bawah; takikardia; angina, aritmia jantung, sakit perut; berat badan selama terapi yang berkepanjangan.

Allergic reactions: skin rash, hives, drug fever joint pains possible. Reaksi alergi: ruam kulit, gatal-gatal, demam obat nyeri sendi mungkin. Headache, dizziness rapid and forceful heart palpitation-infrequent. Sakit kepala, pusing jantung cepat dan kuat palpitation-jarang terjadi.

Strattera Side Effects Strattera Side Effects

Upset stomach, decreased appetite, nausea or vomiting, dizziness, tiredness, decrease in appetite, some weight loss, and mood swings were the most common side effects. Sakit perut, penurunan nafsu makan, mual atau muntah, pusing, kelelahan, penurunan nafsu makan, beberapa penurunan berat badan, dan suasana hati adalah efek samping yang paling umum.

In rare cases, Strattera can cause allergic reactions, such as swelling or hives, which can be serious. Dalam kasus yang jarang terjadi, Strattera dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti pembengkakan atau gatal-gatal, yang dapat serius. Your child should stop taking Strattera. Anak Anda harus berhenti minum Strattera. Call your doctor or healthcare professional if your child develops any of these symptoms. Panggil dokter atau profesional kesehatan jika anak anda mengalami gejala-gejala tersebut.

Gejala ADHD

Beberapa gejala ADHD digambarkan sebagai kekurangan perhatian, kesulitan dalam menjalankan tugas, hiperaktif dan impulsif. Menurut DSM IV (DSM4) Kriteria untuk ADHD.

A. Either (1) or (2) A. Entah (1) atau (2)

(1). (1). 6 (or more) of the following symptoms of inattention have persisted for at least 6 months to a degree that is maladaptive and inconsistent with developmental level: 6 (atau lebih) gejala berikut kekurangan perhatian telah berlangsung selama minimal 6 bulan sampai satu tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangannya:

Inattention Kekurangan perhatian

(a) often fails to give close attention to details or makes careless mistakes in schoolwork, work, or other activities (a) sering gagal untuk memberi perhatian pada detail atau ceroboh membuat kesalahan di sekolah, bekerja, atau kegiatan lain
(b) often has difficulty sustaining attention in tasks or play activities (b) sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain
(c) often does not seem to listen when spoken to directly (c) sering tampaknya tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung
(d) often does not follow through on instructions and fails to finish (d) sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal untuk menyelesaikan
schoolwork, chores, or duties in the workplace (not due to oppositional behaviour or failure to understand instructions) sekolah, tugas, atau tugas-tugas di tempat kerja (bukan karena perilaku oposisi atau kegagalan untuk memahami instruksi)
(e) often has difficulty organising tasks and activities (e) sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan
(f) often avoids, dislikes, or is reluctant to engage in tasks that require sustained mental effort (such as schoolwork or homework). (f) sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental terus-menerus (seperti sekolah atau pekerjaan rumah).
(g) often loses things necessary for tasks or activities (eg toys, school assignments, pencils, books, or tools) (g) sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (misalnya mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat)
(h) is often easily distracted by extraneous stimuli (h) seringkali mudah terganggu oleh rangsangan ekstra
(i) is often forgetful in daily activities (i) sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari

(2) 6 (or more) of the following symptoms of hyperactivity-impulsivity have persisted for at least 6 months to a degree that is maladaptive and inconsistent with developmental level (2) 6 (atau lebih) gejala berikut hiperaktif-impulsif telah berlangsung selama minimal 6 bulan sampai satu tingkat yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

Hyperactivity Symptoms Gejala hiperaktivitas

(a) often fidgets with hands or feet or squirms in seat (a) sering gelisah dengan tangan atau kaki atau menggeliat di kursi
(b) often leaves seat in classroom or in other situations in which remaining seated is expected (b) sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain di mana duduk tersisa diharapkan
(c) often runs about or climbs excessively in situations in which it is inappropriate (in adolescents or adults, may be limited to subjective feelings of restlessness) (c) sering berjalan sekitar atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak sepantasnya (pada remaja atau orang dewasa, mungkin terbatas pada perasaan subjektif kegelisahan)
(d) often has difficulty playing or engaging in leisure activities quietly (d) sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan di waktu luang diam-diam
(e) is often "on the go" or often acts as if "driven by a motor" (e) sering "di perjalanan" atau sering bertindak seolah-olah "digerakkan oleh motor"
(f) often talks excessively (f) sering berbicara berlebihan

Impulsivity Symptoms Gejala impulsif

(g) often blurts out answers before questions have been completed (g) sering blurts jawaban-jawaban pertanyaan sebelumnya telah selesai
(h) often has difficulty awaiting turn (h) sering mengalami kesulitan menunggu giliran
(i) often interrupts or intrudes on others (eg butts into conversations or games) (i) sering menyela atau intrudes pada orang lain (misalnya puntung ke dalam percakapan atau permainan)

B. Some hyperactive-impulsive or inattentive symptoms that caused impairment were present before age 7 years. B. Beberapa hiperaktif-impulsif atau lalai gejala yang menyebabkan gangguan hadir sebelum usia 7 tahun.

C. Some impairment from the symptoms is present in two or more settings (eg at school [or work] and at home). C. Beberapa kerusakan dari gejala hadir dalam dua atau lebih pengaturan (misalnya di sekolah [atau bekerja] dan di rumah).

D. There must be clear evidence of clinically significant impairment in social, academic, or occupational functioning. D. harus jelas ada bukti klinis gangguan signifikan dalam kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan berfungsi.

E. The symptoms do not occur exclusively during the course of a Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, or other Psychotic Disorder and are not better accounted for by another mental disorder (eg Mood Disorder, Anxiety Disorder, Dissociative Disorder, or a Personality Disorder) E. Gejala tidak terjadi secara eksklusif selama sebuah merasuk Developmental Disorder, Schizophrenia, atau Psychotic Disorder lain dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain (misalnya Mood Disorder, Anxiety Disorder, gangguan disosiatif, atau sebuah Personality Disorder)

sumber : www.adhdnews.com/adhd-symptoms.htm

5 Tips Menghindari Mata Lelah Di Depan Komputer

Beberapa dari kita tentu memiliki kebiasaan untuk bekerja berlama-lama di depan monitor PC, entah untuk bekerja atau melakukan hal lain seperti bermain game dan browsing. Alhasil efek mata lelah dan kepala pening pun tak dapat dihindari.

Walau banyak yang menganggap fakta ini tidak sepenuhnya benar, namun kenyataannya hal ini tetap mempengaruhi kesehatan mata kita. Efeknya terkadang kita sedikit kesulitan untuk memfokuskan objek pandang, dan sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan pancaran radiasi monitor yang terlalu lama saat kita bekerja.

berikut ini adalah beberapa tips menghindari mata lelah, saat berada di depan monitor:

1. Jaga jarak pandang dari monitor.

Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata.

Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman.

2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD

Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD.

Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.

3. Atur monitor setting

Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut.

Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.

4. Gunakan kacamata anti radiasi

Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.

Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.

5. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala

Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.

"Bodoh vs Pintar" ala Om Bob Sadino

Setiap orang punya perjalanan hidup yang berbeda-beda dan menerjemahkan perjalanan hidupnya pun tak akan sama kedalam petuah-petuah kata yang bermakna.

Demikian pula dengan sosok Bob Sadino yang ber-azzam untuk tidak membawa ilmu yang dimilikinya keliang kubur sebelum di ajarkan kepada anak bangsa ini.

Berikut tulisan-tulisan Beliau, semoga bermanfaat.

1. Terlalu Banyak Ide - Orang "pintar" biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang "bodoh" mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

2. Miskin Keberanian untuk memulai - Orang "bodoh" biasanya lebih berani dibanding orang "pintar", kenapa ? Karena orang "bodoh" sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang "pintar" telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis - Sebagian besar orang "pintar" sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang "bodoh" tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses - Orang "Pintar" merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang "bodoh" merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar - Orang "Pintar" berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang "bodoh" tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi - Orang "Pintar" menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang "Bodoh" berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai - Orang "Pintar" yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang "bodoh" tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri - Orang "Pintar" berpikir "aku pasti bisa mengerjakan semuanya", sedangkan orang "bodoh" menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan - Orang "Pintar" menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang "bodoh" berpikir simple, "yang penting produknya terjual".

10. Tidak Fokus - Orang "Pintar" sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang "bodoh" tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.


11. Tidak Peduli Konsumen - Orang "Pintar" sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang "bodoh" ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -Orang "bodoh" kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang "pintar" sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas - Orang "Pintar" dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang "bodoh" mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas - Orang "Pintar" sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang "Bodoh" ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas - Banyak orang "Bodoh" yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang "Pintar" malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Menacampuradukan Keuangan - Seorang "pintar" sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah - Orang "Pintar" merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang "Bodoh" seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan - Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan "TUHAN". Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga - Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

20. Berperilaku Buruk - Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri.

Sumber ; Bob Sadino

Cerita aneh Tentang The Great Wall of China

The Great Wall of China adalah suatu simbol yang sudah tertancap kokoh di dalam mitologi China dan dengan datangnya abad ke 20, Tembok Besar China sudah menjadi simbol nasional bangsa Tiongkok.Berbagai macam perang besar dan peristiwa bersejarah telah terukir di dalam tembok-tembok kuno yang membentuk salah satu keajaiban dunia ini.

http://www.logoi.com/notes/great_wall_of_china/img/great_wall_of_china_4.jpg


Berbagai macam pahlawan dan ahli perang, negarawan dan jenderal besar muncul di dalam perang-perang bersejarah di daerah Tembok Besar, semua ini memperkaya isi kebudayaan Tembok Besar. Legenda- legenda indah pun muncul dari antara batu-batu kokoh Tembok Besar, cerita-cerita yang memberi kehidupan ke dalam sosok tembok yang tinggi dan dingin. Cerita-cerita tentang jatuhnya suatu dinasti, kepintaran seorang rakyat biasa, sampai cerita cinta yang menyentuh hati.

http://theblogformen.com/wp-content/uploads/2008/08/greatwall1.jpg

http://www.instablogsimages.com/images/2007/08/30/degraded-great-wall-of-china_5248.jpg

Tembok Jiayuguan (di propinsi Gansu) adalah salah satu nadi yang membentang di sebagian Jalan Sutra Kuno (jalur yang membentang dari Eropa Selatan, Arab, India, sampai ke China). Pembangunannya memerlukan jumlah pekerja dan sumber materi yang luar biasa besarnya. Dari balik tembok-tembok Jiayuguan inilah muncul berbagai macam cerita yang kadang aneh kadang indah tentang pembangunannya.

http://blog.asiahotels.com/wp-content/uploads/2007/08/great-wall-of-china.jpg

http://www.eckerd.edu/elderhostel/img/6634%20-%20Great%20Wall.jpg

Konon pada jaman Dinasti Ming(1368-1644) seorang pekerja yang bernama Yi Kaizhan adalah ahli matematika. Dia mengkalkulasikanbahwa pembangunan Tembok Jiayuguan akan membutuhkan 99,999 buah batu. Pengawasnya tidak percaya dan mengatakan jikalau kalkulasinya salah meskipun dengan satu buat batu saja maka dia dan seluruh
pekerja akan dihukum dengan kerja keras selama tiga tahun.

http://beijingchina.files.wordpress.com/2008/08/great_wall_of_china.jpg

http://farm1.static.flickr.com/28/63859030_18b9f0d92b.jpg

Setelah pembangunan selesai, si pengawas sangatlah senang ketika melihat satu batu masih tertinggal di belakang gerbang Xiwong. Tetapi saat itu juga Yi Kaizhan tiba-tiba mengatakan bahwa batu itu ditaruh disitu oleh makhluk supranatural untuk menstabilkan dan jika dipindah satu inci pun seluruh Jiayuguan akan runtuh. Sekarang, para pengunjung Tembok Jiayuguan dapat menemukan batu itu, persis seperti hari dimana si pengawas menemukannya.


sumber : http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2009/09/cerita-aneh-tentang-great-wall-of-china.html

10 Takdir Keturunan Yang Sulit Dihilangkan

“Memang sudah dari sananya,” adalah ungkapan yang sering kita dengar jika berkomentar tentang perilaku atau sifat seseorang. Artinya, memang sudah takdirnya. Apakah takdir itu jika ditinjau dari sains? Yang jelas, ada faktor keturunan yang bisa menjadi takdir seseorang untuk mengalami suatu hal yang sama dengan orangtuanya. Berikut ada 10 kondisi pada manusia yang bersikap “takdir” keturunan.

1. Alkoholisme
http://seshdotcom.files.wordpress.com/2008/12/alcoholism.jpg
Anak-anak penderita alkoholik tidak ditargetkan menjadi pecandu alkohol juga. Tapi studi terbaru mengungkap bahwa sekitar 50 persen anak para alkoholik berisiko menderita nasib serupa dengan orangtuanya. Sebesar 50 persennya lagi akan ditentukan oleh lingkungan. Ini disebabkan sejumlah gen pada orangtua menurun ke anak, sejenis gen ketergantungan.



2. Kanker Payudara
http://www.healthnewsreports.com/content-images/breast-cancer.jpg
Penyebabnya memang masih misteri, namun ilmuwan sudah menemukan bahwa terjadi mutasi sejumlah gen seperti BRCA1 dan BRCA2 adalah pemicunya. Perempuan yang mewarisi mutasi gen ini akan menderita kanker payudara. Sedangkan kaum lelakinya akan mengalami risiko kanker prostat.

3. Buta Warna
http://yosnex.blogsome.com/images/Ishihara_2_1.jpg
Sebanyak 10 juta lelaki AS tak bisa membedakan mana merah dan hijau. Gangguan pengelihatan ini memang lebih banyak diderita Kaum Adam. Mengapa? Sebab gen reseptor warna hijau dan merah berada di posisi dekat kromosom X.

4. Kekerasan
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/files/2009/01/154839p.jpg
Mengerikan juga jika seorang ayah yang suka melakukan kekerasan akan menurun pada anaknya. Perilaku agresif anak lelaki biasanya diturunkan dari gen ayahnya. Bukan hanya kebiasaan melakukan kekerasan, melainkan juga perilaku antisosial dan suka mencuri. Gen suka mencuri ini lebih banyak bekerja pada perempuan.

5.Obesitas
http://www.kapanlagi.com/p/obesity.jpg
Kegemukan tak selamanya akibat lingkungan. Banyak kasus dimana orang memangvsulit menahan nafsu makannya. Ini disebabkan ada gen yang membuat fungsi penahan nafsu makan tidak bekerja dengan baik. Dan gen ini menurun. jadi jangan heran jika menjumpai satu keluarga yang bertubuh gemuk semua.

6. Penyakit Jantung
http://www.nuskin2u.com/image/heart-disease.jpg
Jika punya anggota keluarga menderita diabetes atau stroke, bisa dipastikan akan menderita gangguan jantung. Anak dari orang tua penderita gangguan jantung dan peredaran darah akan mewarisi penyakit tersebut. Ditambah lagi pasien gagal jantung juga akan menurunkan penyakit serupa.

7. Saudara Kembar
http://202.146.5.33/photos/IPTEK/bayi_kembar.jpg
Ingin memiliki saudara kembar? Periksa dulu apakah ada kembar dalam keluarga kita. Kasus kembar ini dipicu oleh suatu gen yang membuat seorang ibu melepaskan sel telur multipel selama evaluasi. Keturunan kembar ini tidak selalu menurun langsung ke anak-anak, bisa melompat ke cucu atrau sepupu.

8. Jerawat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9KWHWsLbzQqPMITsGbm_NJOXzdcu2XBNKq3XFO1JIS8-OksAZz_wJv_9tdvfyYPNWvivBT70-Yuc9fHKgpSAS1tzpoKTAOyulMCaFv-2MVUu0XcUJ99WMQTU0b1tTSVuoZmYlNpo8cPlq/s320/acne.png
Anda berjerawat parah? Agak sulit disembuhkan jika memang kedua orangtua kita berjerawat juga. Studi mempelihatkan banyak anak usia sekolah berjerawat juga memiliki riwayat berjerawat pada keluarganya.

9. Tidak suka Susu
http://www.f-buzz.com/wp-content/uploads/2008/08/susu.jpg
Ada sebagian orang yang tak bisa minum susu hewani dengan kandungan zat laktosa. Memang tubuh mereka tak mampu menoleransi laktosa sama sekali. Untuk bayi, biasanya disediakan susu kedelai dengan kandungan laktosa rendah. Kondisi seperti ini juga bersifat menurun dalam anggota keluarga.

10. Kebotakan
http://www.republika.co.id/images/news/2008/10/20081015111652.jpg
Walau kebotakan dianggap biasa pada kaum lelaki, ternyata hal itu juga dipicu oleh keturunan. Ada gen yang diturunkan oleh salah satu pihak orangtua atau keduanya yang menyebabkan si anak juga menderita kebotakan. Ada juga orang yang menderita kebotakan permanen yang pastinya juga disebabkan oleh satu jenis gen.



sumber : http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2009/10/10-takdir-keturunan-yang-sulit.html

Ingin Tidur Nyenyak ?

Apa rahasia untuk mendapatkan tidur 7 – 8 jam yang nyenyak? Anda perlu pergi ke dapur dan menikmati satu atau dua dari 10 daftar makanan di bawah ini. Makanan ini merelaksasi otot yang tegang, menenangkan pikiran dan mengaktifkan hormon untuk membantu Anda tidur yaitu serotonin dan melatonin.


Pisang

http://blogstarz.my/picturemember/pisang.jpg


Pisang seperti obat tidur alami. Selain mengandung melatonin dan serotonin dalam jumlah kecil, pisang juga mengandung magnesium, bahan yang dapat merangsang relaksasi otot.

Teh Chamomile



http://www.preventionindonesia.com/files/article/photo/59280_chamomile%20tea.jpg


Teh Chamomile mempunyai efek penenang yang dapat menurunkan stress fisik maupun mental, membuat teh ini minuman yang cocok untuk dikonsumsi sebelum tidur.

Susu hangat



http://www.roguerunning.com/articles/chocolate-milk.jpg

Bukan, ini bukan mitos, segelas susu hangat sebelum tidur dapat membantu tidur Anda. Susu mengandung tryptophan, yaitu asam amino yang mempunyai efek sedatif dan kalsium yang membantu otak untuk menggunakan tryptophan.

Madu


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgogg-NmH11eNtib3_DcdX5DJ_5dwojP51ei37HCxZVqX17RBHTgpfPSZjmCvWKFQHrQxdHZFigCRD-PmPYjlyBILqULcuJrGVdomu-Es1fv3GtwrY8NQMixtdvuGjJuync21HpoJvCjzY/s400/honey300w.jpg

Tambahkan madu sedikit di dalam susu atau teh Anda. Gula dapat meningkatkan energi, tetapi dalam jumlah yang sedikit, gula dapat memberitahu otak Anda untuk menurunkan kinerja orexin. Neurotransmiter yang berhubungan dengan kesadaran Anda.

Kentang


http://static.howstuffworks.com/gif/potatoes-1.jpg

Sedikit kentang rebus atau kentang panggang di malam hari tidak akan menaikkan berat badan Anda. Kentang membersihkan asam yang dapat mengganggu kinerja tryptophan di dalam tubuh.

Oatmeal


http://nutritiongyan.files.wordpress.com/2008/06/oatmeal.jpg

Oatmeal sebelum tidur adalah jalan tercepat menuju tidur, karena oatmeal merangsang produksi melatonin di dalam tubuh pada malam hari.

Kacang Almond


http://www.kapanlagi.com/p/kacang_mediard.jpg

Almond adalah kacang yang baik bagi kesehatan jantung. Tetapi almond juga dapat membantu tidur Anda karena mengandung tryptophan dan magnesium.

Flaxseed


http://www.betterlivingonlineblogstore.com/wp-content/uploads/2009/07/flax-seed.jpg

Flaxseed kaya akan asam omega-3 yang dapat membantu memperbaiki mood Anda. Konsumsi flaxseed ketika Anda sedang mengalami stress atau depresi berat. Tidur Anda akan lebih nyenyak.

Roti Gandum (Whole Wheat Bread)


http://jajananenak.hostzi.com/image/roti%20gandum.jpg

Sepotong roti gandum dan teh akan merangsang insulin di dalam tubuh Anda, yang berguna untuk membantu kinerja tryptophan untuk bereaksi di otak. Dimana tryptophan akan diubah menjadi serotonin yang memberi tahu otak Anda untuk tidur.

Daging Kalkun


http://ramadan.okezone.com/images-data/content/2009/12/31/304/289898/gf4fTTdtUY.jpg

Daging kalkun adalah sumber yang sangat baik untuk tryptophan. Tryptophan bekerja ketika perut Anda kosong dan tidak ketika Anda sangat kenyang. Tetapi 1 sampai 2 potong dari daging kalkun bersama dengan roti gandum pada waktu sore hari akan dapat membantu membuat tidur Anda lebih nyenyak di malam hari.


sumber : http://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2010/02/makanan-yang-buat-kamu-tidur-nyenyak.html

PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN TERAPI BERMAIN BAGI ANAK ADHD


Berdasarkan luasnya batasan terapi bermain maka penerapannya bagi penyandang ADHD memerlukan batasan-batasan yang lebih spesifik, disesuaikan dengan karakteristik penyandang ADHD sendiri. Pada anak penyandang ADHD, terapi bermain dapat dilakukan untuk membantu mengendalikan aktivitas yang berlebihan (hiperaktivitas), melatih kemampuan mempertahankan perhatian pada objek tertentu, mengembangkan ketrampilan menunggu giliran, dan mengendalikan tingkat agresivitas. Tentu saja pemberian terapi perilaku ini akan kurang efektif tanpa dibarengi dengan tritmen yang berupa obat-obatan yang membantu untuk mengendalikan agresivitas, memberikan ketenangan kepada anak, dan mengurangi kecemasan.
Pada prinsipnya terapi bermain digunakan untuk menjadi media bagi anak untuk:
1. mengalihkan perhatiannya dari aktivitas yang berlebihan namun tidak bermanfaat
2. melatih anak melakukan tugas satu persatu
3. melatih anak menunggu giliran
4. mengalihkan sasaran agresivitas.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi bermain bagi anak ADHD adalah:
1. Tujuan dan target setiap sesi terapi bermain harus spesifik berdasarkan kondisi dan ketrampilan anak, dilakukan dengan bertahap, terstruktu,r dan konsistensi. Salah satu yang perlu diperhatikan pada anak ADHD adalah sensitivitas mereka terhadap perubahan sehingga kita harus membantu menciptakan sesuatu yang rutin untuk mereka. Dalam hal ini konsistensi yang dapat diciptakan terapis misalnya dalam hal waktu, aturan bermain, tempat, dan jumlah alat permainan. Pemilihan ini harus didasarkan pada kondisi anak dan target perilaku yang dituju.
2. Permainan yang digunakan harus dipecah-pecah menjadi komponen-komponen kecil yang diajarkan satu persatu dengan tahap dan cara yang sama. Mereka selalu sulit mengorganisasikan waktu sehingga kita harus membantu untuk memecah-mecah tugas menjadi komponen-komponen kecil yang sederhana. Misalnya: acara menggambar di bagi dalam kegiatan mengambil kertas, mengambil pensil, mengambil crayon, dst.
3. Terapi diberikan dalam beberapa tahap, pertama dengan satu anak satu terapis dalam tempat terapi khusus, kemudian perlahan-lahan anak akan dilibatkan dalam permainan bersama anak lain (sebaiknya yang tidak ADHD), dan jika sudah memungkinkan maka anak dilibatkan dalam kelompok yang lebih besar. Permainan sosial ini harus dirancang terapis dan orang tua untuk membantu anak mengembangkan ketrampilan bersosialisasi.
4. Terapi bagi anak penyandang ADHD tidak dapat dilakukan hanya dengan terapi tunggal. Mengingat bahwa gangguannya berkaitan dengan sirkuit di dalam otak, maka terapi bermain sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan terapi yang lain, yaitu terapi farmakologi. Rencana program terapi yang dijalankan pun harus disusun dengan terpadu dan terstruktur dengan baik, begitu juga proses evaluasinya.
5. Terapi bermain ini harus dilakukan oleh tenaga terapis yang sudah terlatih dan betul-betul mencintai dunia anak dan pekerjaannya. Hal ini terlebih pada penyandang ADHD karena menangani anak ADHD memerlukan kesabaran dan keteguhan hati yang tinggi. Jika pada anak non ADHD target perubahan perilaku yang dibuat mungkin dapat dicapai dengan cepat dan lebih mudah, maka bagi penyandang ADHD untuk mengendalikan perilaku mereka saja mungkin sulit.
6. Keberhasilan program terapi bermain sangat ditentukan oleh bagus tidaknya kerja sama terapis dengan orang tua dan orang-orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan proses transfer ketrampilan yang sudah diperoleh selama terapi yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan dalam kehidupan di luar program terapi.
7. Jika secara umum terapi bermain memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi dan eksplorasi, maka pada anak ADHD hal ini justru akan digunakan untuk memperkenalkan aturan-aturan dan mengendalikan perilaku
8. Terapi bermain bagi penyandang ADHD dapat ditujukan untuk meminimalkan/menghilangkan perilaku agresif, perilaku menyakiti diri sendiri, dan menghilangkan perilaku berlebihan yang tidak bermanfaat. Hal ini dapat dilakukan dengan melatihkan gerakan-gerakan tertentu kepada anak, misalnya tepuk tangan, merentangkan tangan, menyusun balok, bermain palu dan pasak, dan alat bermain yang lain. Dengan mengenalkan gerakan yang lain dan berbagai alat bermain yang dapat digunakan maka diharapkan dapat digunakan untuk mengalihkan agresivitas yang muncul, juga jika anak sering berlarian tak bertujuan. Mengenalkan anak pada permainan konstruktif seperti menyusun balok juga akan membantu anak mengenal urutan dan membantu mengembangkan ketrampilan motorik.

Demikianlah beberapa hal yang menurut saya penting diketahui tentang penerapan terapi bermain bagi anak ADHD. Sekali lagi, harus dicatat bahwa terapi bermain adalah salah satu alternatif saja diantara sekian banyak program terapi yang sudah dikembangkan bagi anak ADHD dan selalu dilakukan bersamaan dengan tritmen yang lain.

sumber : klik

TERAPI UNTUK PENYANDANG ADHD


Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun telah tersedia beberapa pilihan tritmen yang telah terbukti efektif untuk menangani anak-anak dengan gejala ADHD. Strategi penanganan tersebut melibatkan aspek farmasi, perilaku, dan metode multimodal.
Metode perubahan perilaku bertujuan untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak untuk mendukung perubahan perilaku (AAP, 2001). Pihak yang dilibatkan biasanya adalah orang tua, guru, psikolog, terapis kesehatan mental, dan dokter. Tipe pendekatan perilakuan meliputi training perilaku untuk guru dan orang tua, program yang sistematik untuk anak (penguatan positif dan token economy), terapi perilaku klinis (training pemecahan masalah dan ketrampilan sosial), dan tritmen kognitif-perilakuan/CBT (monitoring diri, self-reinforcement, instruksi verbal untuk diri sendiri, dll) (AAP, 2001).
Metode farmasi meliputi penggunaan psikostimulan, antidepresan, obat untuk cemas, antipsikotik, dan stabilisator suasana hati (NIMH, 2000). Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli farmasi yang terus-menerus melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan dan dampaknya terhadap subjek tertentu.
Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa cara terbaik untuk menangani anak dengan ADHD adalah dengan mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode penanganan. Penelitian yang dilakukan NIMH terhadap 579 anak ADHD menunjukkan bahwa kombinasi terapi obat dan perilaku lebih efektif dibandingkan jika digunakan sendiri-sendiri. Tritmen multimodal khususnya efektif untuk meningkatkan ketrampilan sosial pada anak-anak ADHD yang diikuti gejala kecemasan atau depresi. Ternyata dosis obat yang digunakan lebih rendah jika diikuti dengan terapi perilaku daripada jika diberikan tanpa terapi perilaku.
Salah satu terapi perilaku yang dapat diberikan bagi anak-anak ADHD adalah dalam bentuk permainan, yang kemudian sering disebut terapi bermain. (lanjut)

sumber : klik

BAGAIMANA MENDETEKSI ANAK MENGALAMI ADHD?

Terkadang kita melihat ada anak-anak yang terlihat sangat aktif dan tidak memperhatikan jika belajar di kelas. Namun, hal tersebut dapat saja merupakan sesuatu yang normal jika kita tilik dari usia mereka. Kita dapat mengarahkan pada diagnosa ADHD jika perilaku yang muncul tersebut sangat tidak sesuai dengan usia perkembangan mereka.


Terdapat beberapa kriteria dalam DSM-IV yang membantu kita melakukan deteksi terhadap anak-anak dengan gangguan ADHD. Seorang anak harus menampakkan beberapa karakteristik untuk dapat didignosa secara klinis mengalami ADHD.

Keparahan perilaku tersebut harus lebih sering muncul pada anak tersebut jika dibandingkan dengan anak-anak lain dalam tahap perkembangan yang sama
Waktu muncul paling tidak beberapa gejala uncul sebelum usia 7 tahun
Durasi perilaku harus sudah muncul paling tidak 6 bulan sebelum evaluasi
Dampak gejala harus menimbulkan dampak negatif pada kehidupan akademik dan sosial anak.
Seting gejala harus muncul pada beberapa seting dalam kehidupan anak.

Kriteria yang diberikan oleh DSM-IV untuk membantu kita menegakkan diagnosa ADHD dapat kita lihat berikut ini.

A. (1) atau (2)

(1) memenuhi 6 atau lebih gejala kurangnya pemusatan perhatian paling tidak selama 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan;
(2) memenuhi 6 atau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas paling tidak selama 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan

B. Gejala kurangnya pemusatan perhatian atau hiperaktivitas-impulsivitas muncul sebelum usia 7 tahun.

C. Gejala-gejala tersebut muncul dalam 2 seting atau lebih (di sekolah, rumah, atau pekerjaan)

D. Harus ada bukti nyata secara klinis adanya gangguan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.

E. Gejala tidak terjadi mengikuti gangguan perkembangan pervasive, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan tidak dilihat bersama dengan gangguan mental lain (gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, atau gangguan kepribadian).

sumber : klik

Penyebab ADHD

Sampai saat ini belum jelas faktor apa yang dapat menyebabkan munculnya ADHD, meskipun banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang neurologi dan ilmu genetika sepertinya menunjukkan sedikit titik terang. Banyak peneliti mencurigai faktor genetik dan biologis sebagai penyebab ADHD, meskipun lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang juga membantu menentukan perilaku anak yang spesifik.
Studi terhadap gambar otak menunjukkan bagian mana dari otak anak-anak ADHD yang tidak berfungsi dan penyebab tidak berfungsinya bagian itu belum diketahui, namun diduga berkaitan dengan mutasi beberapa gen.
Selain faktor genetik tersebut, terdapat beberapa faktor yang sering dikatakan memiliki kontribusi dalam munculnya ADHD, diantaranya: kelahiran prematur, konsumsi alkohol dan tembakau (rokok) saat ibu hamil, terpapar timah dalam kadar tinggi, dan kerusakan otak sebelum lahir. Beberapa pihak lagi mengklaim bahwa zat aditif pada makanan, gula, ragi, dan pola asuh yang kering dapat memunculkan ADHD, namun pendapat ini kurang didukung fakta dan data yang akurat (Barkley, 1998; NIMH, 1999).

sumber : klik

Dua Kategori Utama Anak-anak dengan ADHD

Anak-anak dengan ADHD dibagi dalam 2 kategori utama, yaitu:

1. Kurangnya kemampuan memusatkan perhatian, dapat muncul dalam perilaku:
a. Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain
b. Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain
c. Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain
d. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas
e. Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas
f. Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan proses mental yang lama, misalnya: tugas sekolah
g. Sering kehilangan barang miliknya, misal: mainan, pensil, buku, dll
h. Mudah terganggu stimulus dari luar
i. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari

2. Hiperaktivitas-Impulsivitas, dapat muncul dalam perilaku
a. gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk
b. sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain dimana seharusnya duduk tenang
c. berlari berlebihan atau memanjat-manjat yang tidak tepat situasi (pada remaja atau dewasa terbatas pada perasaan tidak dapat tenang/gelisah)
d. kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan
e. seolah selalu terburu-buru atau bergerak terus seperti mesin
f. berbicara terlalu banyak
g. sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan. (Impulsivitas)
h. kesulitan menunggu giliran (Impulsivitas)
i. menyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain (Impulsivitas)

Dan terkadang gejala tersebut juga diikuti oleh agresivitas dalam bentuk:
a. sering mendesak, mengancam, atau mengintimidasi orang lain
b. sering memulai perkelahian
c. menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain
d. berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain
e. menyiksa binatang
f. menyanggah jika dikonfrontasi dengan korbannya
g. memaksa orang lain melakukan aktivitas seksual

Gejala-gejala yang muncul sebagai bentuk kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas terkadang berpengaruh terhadap pengalaman belajar anak karena anak yang menunjukkan gejala-gejala tersebut biasanya akan terlihat selalu gelisah, sulit duduk dan bermain dengan tenang, kesulitan terlibat dalam kegiatan yang mengharuskan antri, menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan, kesulitan mengikuti instruksi detail, kesulitan memelihara perhatian dalam waktu panjang ketika mengerjakan tugas, dan sering salah meletakkan barang.
Penelitian terakhir menyebutkan bahwa gejala-gejala pada anak ADHD muncul karena mereka tidak dapat menghambat respon-respon impulsif motorik terhadap input-input yang diterima, bukan ketidakmampuan otak dalam menyaring input sensoris seperti cahaya dan suara (Barkley, 1998).
Walaupun banyak penelitian sudah dilakukan namun sampai saat ini para ahli belum yakin apa penyebab ADHD, namun mereka curiga bahwa sebabnya berkait dengan aspek genetik atau biologis, walaupun mereka juga percaya bahwa lingkungan tumbuh anak juga menentukan perilaku spesifik yang terbentuk. Beberapa faktor yang banyak diduga memicu munculnya gejala ADHD adalah: kelahiran prematur, penggunaan alkohol dan tembakau pada ibu hamil, dan kerusakan otak selama kehamilan.
Beberapa faktor lain seperti zat aditif pada makanan, gula, ragi, atau metode pengasuhan anak yang kering juga diduga mendukung munculnya gejala ADHD walaupun belum didukung fakta yang meyakinkan.


sumber : klik ini

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)



ADHD adalah gangguan pemusatan perhatian yang disertai dengan perilaku-perilaku yang hiperaktif. ADHD adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki masalah perhatian dan pemusatan terhadap kegiatan.
Istilah ADHD berawal dari hasil penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun 1902. Penelitian terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian yang disertai dengan rasa gelisah dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’ yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut diakibatkan oleh sesuatu ‘di dalam’ diri si anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
Gejala-gejala ADHD adalah :

• Sulit untuk bisa “duduk manis” walau hanya dalam waktu sngkat.

• Bergerak (berlari, memanjat secara berlebihan) dalam situasi yang tidak pas.

• Mengalami kesulitan untuk bersosialisasi.

• Terlalu banyak bicara, sulit memberikan kesempatan kepada lawan bicaranya.

• Memberikan jawaban sebelum pertanyaan yang diajukan selesai.

• Sulit untuk menunggu giliran (misalnya, antre).

• Senang menganggu teman atau orang lain.

• Sulit fokus (memperhatikan atau melakukan pada suatu yang spesifik).

• Ceroboh, tidak memperhitungkan akibat dan perilakunya.

• Sulit mempertahankan konsentrasi dalam mengerjakan tugas.

• Sering terlihat murung.

• Tidak memperhatikan saat diajak bicara.

• Sulit atau tidak mau mengikuti intruksi.

• Sulit mengatur tugas-tugas yang diterima.

• Menghindar tidak suka atau enggan dalam tugas yang membutuhkan “sedikit” usaha.

• Pelupa dalam aktivitasnya sehari-hari.

About this blog

Curhatan, Berita, Fenomena, Olahraga, dan lainnya Insya Allah akan ada di sini...
thanks for your visit at this blog dan follow saya juga di sini :)

About Me

My photo
just simple and keep simply

Followers